Aku Ingin Mati Tapi Tak Tau Caranya

0 761

Dua orang Pemuda tengah sedang asyik menikmati derau angin pada sebuah taman hijau. Dengan penampilan yang kumal dan bertubuh kurus serta pakaian yang sudah compang camping. Mereka mengobrol dengan sesuka hati mereka.

Malin: hey adit, apa yang kau inginkan sekarang ini?

Adit: hmmm… aku hanya ingin tidur dan tak ingin melakukan apapun.

Mendengar percakapan mereka, muncullah dua teman pemuda lagi yang penampilannya lebih kumal dari dua pemuda sebelumnya.

Tian: itu sama saja dengan mati adit.

Adit: yah,.. tapiii kedengarannya tidak buruk.

Tian:  setuju, dengan begitu kita tidak perlu mengorek-ngorek sampah setiap hari jika sudah mati kan.

ILman: ya, dan tidak ada lagi kemiskinan yang akan membuatmu bodoh dan sengsara.

Tian: atau bahkan, kerja paruh waktu sialan yang membuatmu makin sengsara.

Malin: ahh.., sepertinya aku juga ingin mati.

ILman: tapi, bagaimana caranya supaya kita mati?

Adit: itulah masalahnya.

Tian: yah, aku tak mau sakit.

Hmmmm….,

Mereka lalu saling menatap, berfikir, hening tercipta dalam lamunan.

Fyuuuuhh, (mereka lalu menghela nafas keputus asaan).

Malin: aku sama sekali tak punya ide, sepertinya kita harus tetap hidup besok.

Adit: hmm….

Tian: ah, mengerikan.

ILman: sial.

Lalu, muncullah seorang pemuda lagi dengan mengendarai mobil sedan super mewah, dengan badan yang kekar, putih, bersih, dan diselimuti wewangian yang mahal. Dengan perawakan yang elok nan rupawan.

Mendengar percakapan ke empat pemuda, dia lalu menghampirinya dan bergabung bersama dengan memakai kacamata hitam sebagai ciri khas bahwa dia orang yang kaya.

Chakra: teman-teman, karena kalian harus tetap hidup setidaknya ayo tetap berpikir positif. Rekan kerjaku di kantor, mereka bilang kita tidak akan bisa membeli masa muda lagi. Jadi, ayo tetap semangat.

Adit: buat apa? Lagian kami hanya dapat bagian sengsaranya saja.

Chakra: oh,.. sepertinya kamu ingin menjual kebahagianmu.

Adit: andaikan bisa, aku akan menjualnya padamu.

Chakra: seharusnya kalian tau, kebahagiaan akan datang pada siapapun yang mau bersabar (sambil meletakkan bungkusan penuh berisi roti, lalu kembali menuju mobilnya).

Mobil itu pun kembali melaju, melesat jauh, semakin jauh, lalu hilang dari pandangan.

Derauan angin kembali menyapu taman, daun tua jatuh gugur. Dan hening pun tercipta.

at 00:40, 1 september 2016.
Jumadil Awal

Last Updated on 2022-06-08 by Jumadil Awal

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Lewat ke baris perkakas