Kembali untuk mencintaiMu ;
Akalku mungkin setengah telah dipenuhi hasrat semu. Entahlah… aku pun tak mengerti dengan segala tindak tanduk yang Tuhan berikan. Aku hanya mengikuti alur tanpa mengerti maknanya. Ya, seperti daun kering yang hanyut terbawa arus sungai menuju lautan lepas.
Kehidupan tanpa makna….
Akalku pun setengahnya lagi telah berdiri di atas jalan setapak yang di penuhi kerikil panas. Di ujung jalan sana, kulihat taman yang begitu sangat indah dan mereka wanita-wanita dengan jilbab putihnya begitu cantik dan anggun. Aku ingin bergabung , namun harus kulewati jalan setapak yang mungkin bisa saja membakar dan melukai langkah kakiku. Ku coba, pedih sangat pedih hingga mataku meluap… Apakah aku bisa bersama mereka ataukah aku akan berbalik arah ataukah aku akan berhenti?
Pertanyaan-pertanyaan yang terus mengiang dalam kepalaku, tanpa mampu ku jawab dan kujelaskan. Aku hanya disini, entah aku harus diam ataukah pergi. Tertunduk lemas tanpa mampu berbuat. Oh duhai Maha Cinta…dimakah Engkau? Jawablah segala tanyaku…
Terhempas sudah segala rasaku, ku istiqamahkan cinta ini hanya untukMu duhai Pemilik Cinta. Ku lawan sudah rasa pedih karena kebodohanku untuk tetap mencintaiMu. Duhai Cinta, Izinkan saat matiku tetap mencintaiMu dalam jujurku
he..he..bisa saja 🙂
thanks arham..tunggu tulisan berikutnya…
yang dicintai siapa? aku yah.
hahahaha.
nice artikelnya. 🙂