Kapan Nikah? Siapa Lagi yang Bakal Menyusul Nikah Tahun Ini atau TahunDepan?

0 707
Kapan Nikah? Siapa Lagi yang Bakal Menyusul Nikah Tahun Ini atau Tahun Depan? – Haturnuhun akang kunjugan baliknya, kumaha damang atuh?. Semoga semua kaayaan damang yah. Hmmm. beberapa hari ini saya sering dapat undangan, meracau terus menerus undangan ini berdatangan silih berganti entah itu via facebook, via BBM, via twitter, via-viaan, dan lain-lain sekumpulan sekawanannya. Yang datang undangan beragam cara mulai dari broadcast all sampai manggil-manggil say segala. Ya, tapi rasanya kok ya saya malah ngitung mundur sendiri pernikahan ku yang entah tak berada dan dimana serta kapan kah waktu itu. Walaupun sebenarnya akunya sih mau-mau aja yah nennen bareng sama doi yang merasa sempurna di mataku Ciat ciat ciat ciaaaat. Yah, nyari istri yang benar-benar matang, matang dalam hal masak-memasak, tidur-meniduri (menidurkan anak maksudnya), bukan cuman ngandalin cinta doang itu gak gampang loh. Sehigga bisalah dikatakan dalam lubuk hati yang paling dalam sebenarnya masih belum siap akan hal itu.
Image by: beritasatu.com
Abur-aburan euy, yang pastinya bakalan kena semprotan dan bom bardir kalau ketemu teman-teman seangkatan disana nanti, gue sih meramal bakal ada pertanyaan gaib yang bakalan meluncur ajeng eta mah ngerepotin, “kapan nikah?” atawa “kapan nyusulnya atuh kang?”. Aya aya wae eta mah sobat, nyari batur hirup (istri) gak segampang nyari deungeun sangu (teman nasi) atuh. Sabar euy sabar, jikalau datang waktunya pasti undangan bakalan nyebar juga.
Yang pastinya (pula) jodoh mah nggak kemana, ya tinggal menunggu waktu aja sih, nikah yang bahasa jawa-nya manten (bukan mantan. Bahaya nu salah kaprah entar euy). Menjalankan yang namanya mantenan itu butuh kebijaksanaan yang dalam bahasa sunda-nya adalah wijaksana. Wijaksana ngatur dan memimpin rumah tangga, pandai ngatur dan benerin tingkah istri biar elok prilakunya. Bukan cuman pandai ngatur malamnya doang yang asik-asikan uhuk uhukan (sssssttt) bareng istri tanpa pandai ngatur segala macam yang namanya rumah tangga. Itu mah yang dimaksud gak wijaksana apalagi matang.
Aku sih yang terkenal dengan kata Mr. M sang Mr. Cuek gak ngerasa sebagai ahli rumah tangga ya. Tetapi melainkan banyak belajar dari para mbah-mbah dan sesepuh-sesepuh bahkan mbok-mbok sekalian yang sudah beranak pinak banyak entah itu beranak lusinan atau beranak tak beranak sekalipun dan mengerti perasaan mereka gimana gitu loh. Saya merasa bahwasanya semua yang kita lakukan demi masa depan bersama itu harus butuh persiapan pelajaran dan belajar tentang arti dan rencana yang akan kite jalani, ya itu tadi, mantenan tuh harus butuh wijaksana dan kematangan.
Eh. Apa sih mantenan itu, kok mbok ya banyak diperbincangkan sama kaum muda-mudi. Tapi definisi dari menikah itu bukan masalah bobok bareng kan sambil uhuk-uhuk bareng doi. Toh, nikah atau mantenan itu ya harus cakap memikul tanggung jawab yang berat.
Ketika anda-anda ini sekalian memutuskan untuk menikahi seseorang, itu artinya pula anda harus menikahi semua kebudayaannya. Menikahi big family-nya dan semua pertanggung jawabannya baik pertanggung jawaban lahir ataupun pertanggung jawaban batin-nya. Ketika anda berani melamar anak perempuan orang, bersamaan dengan itu sampeyan pula harus memikirkan keras yang namanya biaya rumah tangga, biaya persalinan, biaya kecantikan istri, biaya pakaian anak entar lah kalo anaknya tiba-tiba keluar 5 anak sekaligus ya anda ini harus nyiapin 5 kali lipat biaya hidup anak sampeyan entar, terus pula nggak ketinggalan sampeyan harus mikirin biaya kontrakan atau biaya KPR rumah dan sebagainya. Apa situ nggak mikirin itu? Apa situ masih mau hidup disokong melulu sama orang tua atau sama mertua?. Apalagi kalau mertuanya cerewetan ngomel-ngomel sana-sini, ketika kamu lagi asik-asikan bercandaan babarengan istri, meluk-meluk istri, tiba-tiba sang mertua teriak dari luar kamar “cah bagus cebokin ayam sana, jangan cuman tidur melulu, salira ayeuna gancang atuh ”. Kaayaan kieu mah teu damang, nggak sehat keadaan kamu mah.
Ini masalah kepribadian dan harga diri pula coy. Sebenarnya aku sih gak mempermasalahkan mendalam yah masalah harga diri itu. Bagaimanapun juga yang sekuelnya dua sejoli akan dikatakan matang dalam segala hal jika perkawinannya makan hati setiap hari begitu?. Itu artinya sama saja kalau lagi bunuh diri. Makanya ya, gak heran sekarang kaum muda-mudi yang menikah secepat kilat Hiraisyin No Jutsu atau bisa dikatakan menikah muda dan belum matang beneran banyak yang kempes dan kandas di tengah kali. Ya, secara lahir batin gak hore. Gimana mau hore coba melulu tiap harinya mikirin makan hatinya, ditambah gak cakap mikirin biaya rumah tangganya. Ataukah sang istri gak tau ngerawat rumah tangga, masak aja gak tau, sehingga tiap harinya hanya makan nasi dan mie instan doang. Untung-untung kalau makannya nasi ama mi instan, lah kalau makannya cuman makan nasi ama garam doang, geger otak eta mah.
Yo wis,
Balik lagi ke acara mantenan sobat-sobatan urang (saya). Ya, bagaimanapun juga, kemungkinan besok urang bakalan datang. Makan bareng, berpesta bareng, ngelirik bareng, cuci mata bareng, ketemu sama teman-teman sejaman kuliahan dulu. Jikalau nanti pertanyaan kupret nan gaib itu muncul, urang mah masih punya 1001 cara buat berkelit pertanyaan gak bermerek seperti itu. Tapi itu sih kalau urang datang, ya kalau tidak amboiii bebas mah dari pertanyaan gaib tu.
Sebenarnya bukan masalah itu yang menjadi permasalahan saya untuk datang dan tidak datang di acara mantenan para coib coib sekalian yang pernah ngundang urang atuh, tapi ya, masalahnya ya itu, masalah undangannya. Jangan mentang-mentang serba hemat dan serba gampang terus ngundangnya make fitur broadcast terus ngirimnya milih “select all”. Apalagi ya bingit greget ampeun tuh, make kata-katanya panjang.
_
Kepada YTH saudara sekalian.
Bapak-bapak dan ibu yang saya muliakan. Saya ingin mengundang bapak/ibu sekalian untuk menghadiri acara pernikahan saya yang bakalan diadakan di desa setempat pada pukul 10.00 siang. Pernikahan ini bla bla bla…bla…..bla……..bla…….
Diharapkan kehadirannya.
Hormat saya
Yang lagi segera manten.
_
Anu loh, tulung aku dikasi tau itu maksudnya apa sih? Make hormat-hormatan dan mulia-muliaan segala terus ngirimnya pake fitur select all broadcast. Nggak jelas. Bapak siapa? Ibu siapa? Njes kelees. Tapi kalau dipikir-pikir yah, tipe orang yang make select all bbm atau facebook macam ini biasanya adalah tipe penghemat atau bisa juga tipe pemalas. Menghemat dalam segala hal undangan atau pemalas ngetik atau ngechat atu-atu temannya. Mikirnya sih pertama, cetak undangan tuh mahal ya menghemat aja dengan cara broadcast, yang kedua, broadcast ndak repot-repot amat ya tinggal pilih select all terus kirim maka akan terkirim ke semua kontak yang tersedia.
Hanya saja, tidak semua friends si calon mantenan ini yang bakalan bisa dikirimin undangan. Ya, contohnya saja jika teman si calon mantenan nantinya ada yang di luar daerah atau luar negeri atau sekalian luar bumi bahkan ada yang di mars, gak mungkin kelees harus ngirim undangan ke mereka-mereka ini. Tapi yo masalah undangan ini, ya harus dong diperbaiki cara sahih-nya. Mentang-mentang milihnya gak repot-repot amat tinggal kirim BC select all maka akan terkirim ke semua planet seantariksa. Undangan macam itu sebetulnya nggak jitu buat menjaring amplop ratusan ribu di dalamnya. Apalagi jikalau yang nerima orangnya super cuek bebek, woyo woyo ngundangnya broadcast datangnya secuil. Gak tepat toh. Ajak chat pribadi la, minimal yo nanya kabarnya dulu
_
 “yo mas, piye kabare? Datang ya ke nikahan sohib mu ini yang bakalan ngerasain sebentar lagi namanya malam pertama, tiada kesan tanpa kehadiran amplop kamu”.
Yang pastinya jawabannya setidak-tidaknya gini.
Nje mas, Insya Allah, amplop aku yo pasti datang”.
Gimana, adem kan?. Lah, coba bandingin fitur broadcast yang dikirimin make select all. Untung-untung kalau kontak yang ada pada kenal dekat semua.
_
Tapi, sok atuh ngejujur aja ye, sebenarnya dalam kontak ku ini ada 2 tipe manusia. Tipe yang pertama itu tipe jaman avatar, dimana konon dahulu kala sebelum negara api menyerang tiada pernah secuilpun komunikasi, yo wes urang teh cuek aja ya mau ngajak ngobrol silahkan, mau ngajak cuek cuekan yo silahkan juga. Yang kedua, tipe artis gagap dimana diantara kami ini saling kenal walaupun kenal nama tapi jarang saling bertegur sapa malahan ada yang tak pernah sekalipun menyapa daku. Dan tipe kedua inilah yang paling banyak di kontak aku, tapi selebihnya dari mereka hanyalah penggemar kecil ku sahaja yang ketika aku-nya di invet terpaksa kuterima hanya sekedar meniadakan cap sombong doang. Heu heu heuuuu,
Nah gimana kalau yang ngundang mantenan ini adalah tipe yang pertama, bagaimana misalnya jika aku yang udah nyiapin amplop 500 perak untuk datang ke cara mantenan ini untuk makan gratis yang ternyata yang kuhadiri adalah orang yang tipe pertama itu, malah riweuheuh, bukannya ingin makan gratis malah ngerepotin dengan pikiran loh.
ini si mas ganteng kampret siapa pula yang datang di acara pernikahan ku ini?, jangan sampai istriku klepek-klepek sama dia.
Ataukah yang mikirnya seperti ini.
ini si cuki ngapain lagi datang kesini, mau makan gratis lagi?
Repot toh? Sudah berbaik hati ingin menunaikan kewajiban sebagai tamu undangan, malah dijadikan sebagai bahan gunjingan. Ini toh kasusnya makin ruwet entar. Sampai membuat orang lain bersu’udzhon. Menurut kata pak ustadz, jikalau ada suatu perkara yang dirasa meragukan ya lebih baik ditinggalkan, wong yang ngundang juga ndak jelas apa sih, si calon manten ngundang aku apa tidak.
Makanya undangan manten yang seperti itu sangat jarang ku ikuti bahkan hampir tiada pernah kutanggapi.
_
Tapi sesungguhnya si Mr. M ini tiada sekejam seperti apa yang kalian pikirkan. Just want to be better this time. Jikalaupun ada lagi yang ngundang via broadcast seperti yang kita jelaskan diatas, aku-nya sih gak serta merta langsung nolak. Paling tidak aku tanggapin “selamat yah!!!”. Tapi jikalau nantinya tidak ada balasan itu berarti yang ngundang make BC select all hanya asal-asalan saja yang ngundangnya. Ya kalau udah kayak gitu lagi, mau diapa tak ada duit seratus ribu pun di amplop.
Tapi jika yang ngundangnya asik-asikan kita ngobrol bareng dan pastinya bakalan ada pertanyaan “kapan nyusul kang?”. Nah toh, jikalau juga kisanak yang dapat pertanyaan gituan jawabanmu seperti apa kisanak?
Sekian bincang-bincang kita pada hari ini, sampai jumpa lagi anak manis.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.