Ketika Jodoh yang di Nanti Tak Kunjung Datang

3 1,140

Ketika Jodoh yang di Nanti Tak Kunjung Datang

By : Husna
EPISODE 1
“Tak banyak pria yang tahu betapa berat rasanya jika seoarang wanita menunggu. Andaikan semua laki – laki paham, menunggu itu amat melelahkan dan terkadang terasa amat sangat panjang dan tak jarang akhir dari penantian itu menyakitkan jika apa yang kita tunggu tak seperti harapan.
Aku tak akan menyalahkan siapa pun andaikan penantian itu tak sesuai dengan harapan. Aku hanya ingin membahas ketika kamu memberikan cintamu dan harapan untuk sebuah penantian? Benarkah kamu akan mewujudkannya? Atau kah kamu hanya memberikan harapan palsu kepadaku? Mungkin bagimu menanti adalah sebuah hal yang mudah, tapi itu berdasarkan teorimu. Hal yang wajar, jika setiap insan merindukan dan menanti pasangan hidup serta bertanya – tanya siapa kah yang akan menjadi jodohnya kelak.  Permainan dua anak manusia yang belum halal, seperti yang pernah kita lakukan juga saling menanti dalam ketidakpastian yang jelas, karena katanya cinta, katanya sayang. Dulu engkau tak pernah telat untuk menelponku dan menanyakan soal kabarku, mendengar segala aktivitas yang telah kulakukan dan mengajakku berangan-angan untuk membangun keluarga yang sederhana dan bahagia. Sekarang semua itu telah buyar, lenyap tanpa ada bekas. Kini engkau seperti membuangku tanpa memberikan kejelasan yang pasti.
Dan aku pun sadar, betapa Tuhan sangat sayang padaku. Dengan mantap ku kirimkan pesan untukmu bahwa aku tak lagi ingin menjalin hubungan yang tak halal denganmu. Jika memang Tuhan meridhoi Insya Allah pasti kita akan bertemu. Bukankah tulang rusuk tak pernah salah, ia tahu siapa yang menjadi pelengkapnya.
Mungkin kebanyakan orang atau teman-temanmu akan berfikir negatif tentangku. Biarlah mereka beranggapan seperti itu. Aku tak akan menantimu lagi. Aku tak ingin membatasi ruang gerakmu. Carilah pasangan hidupmu yang engkau mungkin yakin dia yang akan menemanimu hingga akhir hayatmu. Dan tanpa sengaja kulihat statusmu hari ini bahwa engkau bertemu dengan orang yang engkau inginkan dalam mimpimu, dan engkau ingin mengulangnya kembali.
Betapa sakit saat kubaca, namun aku tetap menguatkan hatiku, berlalu dan tak menggubris statusmu. Inilah pilihanku dan aku tahu konsekuensinya. Aku akan menunggu jodoh pilihan Allah dan tetap bertawakkal”
Aku berhenti mengetik, mataku telah basah dengan titik-titik air yang keluar dari mata indahku. Mataku terlihat bengkak, dan hari ini aku harus ke kantor dengan menggunakan kaca mata. Melihat hal tersebut, Pak Yusran meledekku. Aku hanya tersenyum manyun. Pak Yusran tahu, bahwa karyawan termudanya ini sedang ada masalah. Karena beliau paham, Aku adalah orang yang sangat ceria dan cekatan.
Imran, ya laki-laki umur 28 tahun itu sudah hampir 4 bulan menjadi “pacar”ku. Hubungan kami bermula dari Ratna yang tanpa sengaja memperkenalkanku dengannya. Menurut Ratna, Imran adalah seorang laki-laki yang serius dan ingin segera membina rumah tangga. Oleh sebab itu lah, aku mau berkenalan dengannya. Awal mula perkenalan, semua berjalan lancar. Imran menelponku dan bercerita tentang keinginannya untuk berumah tangga. Hari demi hari kami habiskan untuk waktu untuk bercerita tentang masa depan. Hingga suatu hari dia datang dari Makassar untuk  mengunjungiku. Alhamdulillah, sepintas kulihat orangnya sangat baik. Tidak terasa hubungan kami berjalan 3 bulan. Karena aku tidak ingin berlama-lama pacaran, aku akhirnya mengundangnya ke rumah saat idul fitri. Tapi, apa yang terjadi? Dia tidak datang mengunjungiku. Padahal aku tahu bahwa dirinya ada di kampung. Sebulan kemudian dia menelponku dan meminta maaf karena tidak sempat menghadiri undanganku. Aku pun memaafkannya, namun hari itu juga aku pun mengakhiri hubunganku dengannya. Hubungan tanpa kejelasan. Hanya berbicara tentang masa depan yang berbuah omong kosong.
***
“Gusnawati, S.Si “ nama itu terpampang jelas pada kartu undangan pernikahan yang baru saja kuterima. Aku  sangat bahagia mendengar bahwa temanku akan menikah. Namun, aku pun terkadang sedikit merasa sedih karena hingga saat ini aku belum kunjung  menikah.
Pagi ini seperti biasa, Aku berangkat ke kantor pukul 08.45. Sebelum berangkat, tidak lupa aku menyiapkan bekal untuk makan siangku.
“Asslm… semangat ya de’ menjalani aktivitas hari ini”
Pesan singkat dari Arif, Aku sedikit tersenyum dan heran menerima  pesan singkat tersebut. Beberapa hari ini kak Arif sepertinya mendekatiku. Entah apa yang dia inginkan dariku. Aku hanya cuek bebek saja.
***
Aku melangkahkan kaki dengan sedikit  gontai menuruni anak tangga. Pak Yusran, kepala unit Ganesha Operation mengejarku dari belakang.
“Unna….” panggilan sayang Pak Yusran untukku. Eits… jangan curiga dulu, maksudnya panggilan sayang sebagai seorang adik plus karyawan yang paling ribut.
“Yupss pak kenapa?” tanyaku sambil membenarkan letak sandalku yang sedikit melilit.
“Hari ini tolong kamu hubungi siswa dari MAN Palopo bahwa kita ada diskon biaya pendaftaran, cuma diskonnya sampai hari sabtu saja ya” jelas Pak Yusran
“OK” jawabku dengan sedikit senyuman manja nan menawan  meskipun dua gigi kelinci nongol.
Hari ini Aku begitu terlihat bahagia, karena pagi tadi aku mendapatkan kejutan dari sahabatku Asmar yang bekerja sebagai wartawan di Palopo Pos. Asmar memberikan setangkai mawar putih dan coklat Chunky Bar. Hari ini adalah perayaan ulang tahun persahabatan kami.
Aku melajutkan pekerjaanku. Begitu banyak data yang harus aku input dan olah. Aku menginput data sambil chating dengan kak Arif.
“Asslm, Husna….. kamu nggak kerja? Koq dari tadi fb kamu online trus?”
“Wasslm… kak, hmmm aku kerja koq cuma agak nyantai, jadi ya maen fb dikit kan gpp”
“hmmm gitu yach, awas loch salah input”
“nggak koq, Aku kan teliti”
“Ayla udah waktunya istrahatkan? Koq Ayla masih kerja?”
“Ayla sementara istrahat, sambil nginput, biar cepat beres gitu”
“ya udah, oh ya Ayla hari minggu nanti mau nggak jogging?”
“boleh, tapi ajak teman yach, alnya kalau berdua entar takutnya fitnah”
“ok, Aku entar pulang dari kantor aku jemput yach”?
“OK tapi masih mikir dulu ”
Aku menghentikan obrolanku, dan segera menclose halaman pageku. Air mataku kembali menetes saat menatap foto Imran di dekstopku.
“Ya Rabb, kuatkan hatiku….. semua ini kulakukan untuk kebaikan, adapun aku dekat dengan Arif, aku tak berniat untuk membuka hati ini untuknya… ” gumamku.
Aku mengganti foto desktop laptopku dengan fotoku sendiri. Semua foto yang bersangkutan dengan Imran aku delete. Tiba – tiba Pak Yusran mengagetkanku. Beliau terlihat senang melihat aku yang kaget dan menampakkan wajah lugu nan begoku. Pak Yusran memang hobi menjahiliku. Aku adalah karyawan termuda di perusahaannya dan karyawan yang selalu siap jika diberikan tugas – tugas dadakan serta aku juga yang selalu membuat Pak Yusran tertawa sampai ngakak.
“Sabtu nanti jadwal kamu cuma satukan?” tanya pak Yusran
“Yups Pak, kenapa?” jawabku sambil menirukan gaya bahasa iklan “Biskuat”.
“ Ikut ke Bone yuk, ngawas dan bahas Try Out” jelas Pak Yusran
“OK, Pak…kebetulan aku nggak pernah ke Bone, aku juga masih rindu sama kepala Unit Bone…wkkkkkk” jawabku sambil ketawa
“Hmmmm…. jadi ada yang ngefans sama Kanit Bone nich?” selidik Pak Yusran
“Mau tahu aja atau mau tau bingitssss” tanyaku balik.
“Bingitsss Alay, oke nanti aku konfir ke ibu Selvi di Makassar supaya kamu ikut saya ke Bone, oke nanti Nanna! “
Aku mengacungkan jempol. Aku menutup laptopku dan berlalu meninggalkan ruangan. Aku berlari – lari ke lantai dua karena perutku sedang mengamuk. Melihatku seperti itu Pak Yusran ketawa sampai ngakak.
“Husna..Husna….” gumam Pak Yusran
Bersambung…….
3 Komen
  1. asmar berkata

    sy sngat bangga meliht kemajuanmu yg bgtu pesat, wanita yg pntang mnyerah

  2. Nana berkata

    Adil@ ini kisah nyata si penulis 🙂

  3. Adil berkata

    Aku sbg laki2 merasa terharu dgn cerita ini. Bdw, ini kisah nyata atau hanya sekedar cerita?
    Aku tunggu lanjutannya aja.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.