Maukah kalian kutuliskan sebuah cerita,
ah, tapi sebelum itu…..
Sudah lama saya tak menulis di website ini lagi.
Baiklah, namanya M.
Mungkin ini terdengar garing.
Ia banyak melakukan perjalanan, seberang nan jauh.
lokasi dekat ataupun jauh, tak hayal karang dan ombak pun dilalui. Hanya saja belum melalui awan dan dan angin.
M adalah huruf ke 13 dari huruf Alfabet dan huruf ke 24 dari abjad arabic.
Dari alfabet M sebuah kehidupan yang mengalir seperti air, Mem Semitik. Itulah pengibaratannya.
Sedang dari abjad arabic M sebuah pengistilahan dari akhir hidup, ia yang menggerakkan akhir dari masa.
Mengarungi ombak, bertemu teman. berempat bersama dalam kabut angin dalam ombak. Mungkin itu sebuah hari awal perjalanan yang menyenangkan.
Itu masih teringat sampai sekarang.
Aaaah, jika diingat semilir anginnya masih terngiang melewati rambut menabrak pipi.
Perjalanan pertama kali mengarungi laut sulawesi kalimantan. Sebuah laut yang dihuni beragam misteri kehidupan nan warna-warni.
Jika Anda melewatinya, aku tak yakin bahwa kalian akan melupakannya. Menempuh ribuan barisan dengan 1 tekad. Menemukan jalan jati dirinya.
Dari berempat, disebuah kapal. Jika kita mengukur kapal ini mungkin lebih dari yang kalian bayangkan. Hanya saja ada yang lucu, Namanya Yusuf, seorang teman. Menaiki tangga lalu masuk ke ruang shalat di siang hari.
Mungkin karena terlalu sholeh anggapku, Ia Shalat dengan khusyuknya.
Menengadahkan tangan seraya berucap “Allahu Akbar”, bersedekap di perut tanpa pikirku madzhab siapa dihuninya.
1 raka’at selesai, 2 raka’at selesai, 3 raka’at selesai, lalu 4 raka’at selesai dengan 1 salam layaknya shalat Dhuhur seperti biasanya.
Saya pun menggaruk kepala tampak bingung dan ada yang terlintas heran terpikirkan di kepalaku, tak biasa saya melihat orang shalat sambil bingung.
Shalatnya normal seperti golongan madzhab syafi’i. Ruku’nya normal dengan ruas tulang belakang yang lurus, sujudnya normal dengan paha yang lurus berdiri, tahiyatnya normal dengan jari yang bergoyang hanya sekali dipertengahan bacaan, begitupun salamnya yang masih ke kanan dan ke kiri.
Namun ketika Aku menengok jam, ternyata waktu menunjukkan 10.40 Lebih.
Ah, mungkinkah ini gaya sholat dhuha yang baru? ataukah ada shalat dhuhur yang bisa dipercepat?
Kutanyakan keherananku ini, shalat apakah kamu gerangan? sambil jari telunjukku menunjuk jam tangan usang yang sering aku Pakai.
Dengan tingkah malu menggaruk-garuk kepala layaknya king-kong berhidung mancung lalu berkata dengan bahasa yang sangat manis, hingga sekarangpun tak pernah kulupakan.
Dunia ini penuh dengan misteri kehidupan bro, angkap saja kelupaanku ini menjadi nikmat yang indah karena aku telah bercinta dengan Tuhan-ku sebanyak 4 kali. Dan aku akan bercinta dengannya sebanyak 4 kali sebentar lagi.
Indah layaknya syair arab yang bergema di 1400 Tahun yang lalu.
Dunia ini memang penuh dengan misteri kehidupan, karena kita tidak akan pernah tahu seperti apa langkah kita dan seperti apa rupa kita dikemudian hari.
Persembahan untuk sahabatku yang jauh disana mencari nafkah untuk anak istri. Semoga selalu dalam lindungan Allah.
Baca Juga: Sebaik-Baik Wanita Ialah Yang Paling Mudah (Ringan) Maharnya.